Sunday, March 23, 2025

Latest Posts

Harry ‘Koko’ Santoso : Musik bukan sekedar meraih nilai ekonomi!

Kisruh tentang perbedaan pendapat masalah LMKN, Direct License, performing rights / royalty penampilan penyanyi dan pencipta lagu semakin meruncing belakangan ini. Munculnya berbagai friksi tak pelak lagi menyeret banyak nama – nama pelaku musik nasional untuk berhadap-hadapan secara langsung masuk dalam nuansa perpecahan.
Harry Koko Santoso
Harry Koko Santoso

Kasus sengketa Agnez Mo dan Ari Bias semakin menambah panas situasi yang sebelumnya sudah diramaikan oleh debat – debat kusir tentang LMKN dan Direct License. Teman – teman musisi seperti Ahmad Dhani, Piyu, Rieka Roslan, Badai, Posan Tobing, Denny Chasmala dan banyak lagi yang tergabung dalam Aksi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI) masih berseteru tentang sistem menangani pengumpulan royalti penampilan dengan teman – teman LMKN yang didalamnya terdapat musisi – musisi seperti Dharma Oratmangun, Marcell Siahaan dan banyak musisi lainnya.

Menanggapi keriuhan perdebatan dan kesimpangsiuran masalah LMKN, Direct License dan performing rights yang muncul di ekosistem musik Indonesia dewasa ini, Harry ‘Koko’ Santoso, promotor musik senior, pemerhati musik Indonesia sekaligus CEO dari Deteksi Production mengingatkan kepada seluruh pelaku musik Indonesia untuk saling mawas diri dan saling bergandengan tangan demi kemajuan Musik Indonesia.

“Salam semangat Musik Indonesia, musik adalah pemberdayaan umat manusia bukan sekedar bagaimana mendapatkan nilai ekonomi. Industri musik itu mengalir dari hulu ke hilir, ketika dari Hulu menuju Hilir, masyarakat yang menjadi bagian pelaku industri musik mendapatkan nilai dan penghargaan yang sama, setelah itu kita baru berbicara azas dan manfaat”, tutur Harry ‘koko’ Santoso. bicara tentang berbagai kisruh tidak hanya masalah LMKN, Direct License dan performing rights saja.

“Penyanyi adalah bagian dari Hulu menuju Hilir, di Hulu ada masyarakat seni musik kemudian menuju prestasi ada sekolah, guru, yayasan dan lain – lain, ketika terus menuju Hilir dan ketika prestasi terjadi, kita akan bertemu masyarakat Event, Promotor, Produk , Pengguna Karya, Label, Artist Manajemen dan banyak lagi lalu terus melaju bertemu Komunitas, Fans Club, Cafe, Hotel, Restaurant dan banyak lagi. Sampai puncaknya akan menjadi bagian dari dunia internasional dan lintas budaya bahkan badan dunia WHO, UNESCO, ILO dan lainnya’, jelas Harry ‘Koko’ Santoso.

“Bahkan ketika Menjadi King of Music, Elvis Presley, Michael Jackson dan The Beatles di Hilir musik menjadi jembatan kehidupan ‘YANG NILAI EKONOMI NYA MENJADI MILIK DUNIA’. Terlalu naif ketika segelintir orang atas nama sebuah komunitas katakanlah Penyanyi yang karena bicara angka ekonomi, ‘KELOMPOK INI DENGAN ATAS NAMA ILMU DAN KEMANUSIAAN SEPERTI PALING BERPERAN UNTUK SEBUAH KEBAIKAN’. “Bangunlah kebaikan dari Hulu menuju Hilir agar kebaikan bisa menjadi Ibu bagi Musik Indonesia”, tambah Harry ‘Koko’ Santoso lagi.

Sejauh ini banyak statemen dari pelaku musik Indonesia yang menyatakan bahwa pihak penyelenggara, promotor dan event organizer adalah pihak paling bertanggung jawab untuk membayar apa itu yang disebut dengan Performing Rights dari list lagu yang dibawakan oleh seorang penyanyi dalam sebuah konser musik. Harry ‘Koko’ Santoso yang akrab di panggil pak / mas Koko ini menerangkan,

Harry Koko Santoso
Harry Koko Santoso

“Aturan nya memang ada, peraturan itu bisa di buat oleh pemerintah baik perpres, Perda, Peraturan Menteri dan lain – lain namun sosialisasi sangat kurang dan tentu saja Betul promotor / penyelenggara musik pasti terbebani dengan aturan itu”, ujar Harry ‘Koko’ Santoso.

Harry ‘Koko’ Santoso yang sudah makan asam garam puluhan tahun ikut berperan mendorong kenajuan musik dan musisi Indonesia melalui jalur konser – konser musik nasional seperti Soundrenaline, Safari Musik, Parade Bedug Nasional, Konser 1000 band, International Indie Music Festival dan berjasa menggelar ratusan tur musisi – musisi papan atas Indonesia seperti Slank, Dewa 19, Ungu, Jamrud, Ari Lasso, Iwan Fals dan ratusan musisi nasional lainnya juga mengingatkan para insan musik akan perjuangan para stake holder lainnya terutama para kreatif penyelenggara dan promotor musik yang ikut berperan besar membesarkan industry musik Indonesia dengan segala kendalanya.

“Contohnya masyarakat Event, mereka berjuang untuk menggelar Musik Indonesia yang belum tentu Untung. Mereka terus mencoba dan belajar bagaimana kedepan Bisa mendapatkan uang dari Menggelar Event dengan segala Kendala mulai dari harga artist, sewa gedung yang tidak untuk konser musik, bagaimana rumit nya perijinan, sulit nya mencari dukungan dan sponsor, tinggi nya pajak tontonan yang belum pasti untung tetapi sudah pasti harus di bayar serta sikap dan kerja sama penyanyi atau grup musik yang sering membuat masalah seperti kedisiplinan, permintaan yang terlalu mewah seperti hotel, makan, transportasi dan lain – lain. Belum lagi dan tidak jarang kita harus berhadapan dengan ormas yang beraneka ragam dari ormas pemuda, agama sampai federasi buruh”, terang Harry ‘Koko’ Santoso lagi.

“Pernahkah kita mendengar Penyelenggara musik menjadi konglomerat?…jawabannya “TIDAK ADA”, Pernahkah kita mendengar penyelenggara musik ada yang bangkrut dan tidak mampu bertahan?…jawabannya “SELALU!”. Ini menunjukan bahwa industri musik Indonesia masih belum baik. Untuk menjadi baik kita harus rumuskan kebaikan dari Hulu menuju Hilir, duduk berdiri sama tinggi agar kebaikan menjadi Ibu Bagi Industri musik Indonesia”, pungkas Harry ‘Koko’ Santoso.

Harry ‘Koko’ Santoso berharap tidak hanya penyanyi dan pencipta lagu namun seluruh stakeholder di ekosistem industri musik Indonesia bisa meminimalisasikan friksi dan perpecahan lalu duduk bareng  membentuk Forum diskusi yang bisa dengan kepala dingin membuat formula yang arif dan bijaksana untuk seluruh pihak tanpa harus memikirkan keinginan satu komunitas saja agar bersama semua pihak kita bisa mewujudkan “INDUSTRI MUSIK INDONESIA”.

“Terima kasih sahabat musik Indonesia, semoga kedepannya Industri musik akan menjadi bagian dari Kemaslahatan negeri yang kita cintai Ini”, tutup Harry ‘Koko’ Santoso.

Latest Posts

spot_imgspot_img

Don't Miss

Stay in touch

To be updated with all the latest news, offers and special announcements.